Sonya Lirizky Akbar (10-048)
Agnes Oktavia (11-021)
Icfadila Hanisa Lubis (11-022)
Devi Ramadana (11-026)
Mentari Purba (11-028)
Agnes Oktavia (11-021)
Icfadila Hanisa Lubis (11-022)
Devi Ramadana (11-026)
Mentari Purba (11-028)
KRITIK DAN SARAN
Kelompok mendapatkan pertanyaan dari teman dan dosen berupa kritik dan saran sebagai berikut.
Sinta.
Umur berapakah anak yang kami ajarkan sains sederhana? Apakah mereka
tidak bingung dengan penjelasan ilmiah yang kami berikan?
Kami
menggunakan anak yang berumur enam sampai delapan tahun. Kami
memberikan penjelasan ilmiah secara sederhana dan memakai kata-kata
sederhana agar anak memahaminya. Setelah kami selesai menjelaska, kami
menanyakan pada anak apakah mereka sudah mengerti atau belum dan meminta
mereka menjelaskannya ulang, sehingga kami mengetahui jika anak-anak
itu sudah paham.
Ilmy. apakah pembelajaran yang kami berikan terlalu tinggi?
Sebenarnya
tidak. Karena pembelajaran yang kami berikan sederhana saja, seperti
penggabungan warna yang hanya memberitahukan ada warna dasar yang jika
disatukan dapat menghasilkan warna baru. Begitu pula dengan Teka-Teki
Jeruk dan Kapur Barus Lompat hanya memperkenalkan konsep terapung dan
tenggelam. Jika terapung maka bendanya ada di atas permukaan air dan
jika di bawah maka benda ada di bawah atau dasar air.
Dari
pembelajaran yang kami berikan pada anak, kami berharap mereka dapat
mendapatkan ilmu lebih dahulu dari teman-teman sekolahnya. tentu saja
kelompok menyadari kalau anak belum mendapatkan ilmu seperti ini di
sekolah mereka. Mengetahui bahwa anak yang kami ajar adalah murid kelas
satu dan kelas dua SD, dan kami tahu bahwa belajar terapung dan
tenggelam baru dipelajari pada kelas tiga SD. sehingga kami berharap
anak yang kami ajarkan mendapatkan pengetahuan baru. jika mereka sudah
belajar di Sekolah justru tidak ada gunanya kami mengajarkannya
kembali.
Bu Dina. Asik dan Seru menurut kelompok? apakah ada testimoni yang ditanyakan pada anak-anak?
pada
proses pembelajaran, kelompok memang lebih asik sendiri daripada
anak-anak yang diajarkan. Hal ini terjadi mungkin karena jumlah kelompok
yang lebih banyak daripada anak-anak yang diajak belajar, sehingga
anak-anak yang diajarkan cukup kaku. Apalagi selama proses pengajaran
kami merekamnya, hal ini membuat anak-anak jadi tambah kaku. Sehingga
kelihatan ditayangan video, mereka kurang nyaman.
Kelompok
ada menanyakan testimoni kepada anak-anak, tetapi lagi-lagi kelompok
asik sendiri, tidak menunggu jawaban dari anak-anak tersebut yang
malu-malu dan bingung untuk menjawabnya. Sehingga akhirnya kelompok
tidak mendapatkan jawabannya.